Seni budaya adalah salah satu bahasa universal, yang dapat menyentuh setiap orang di dunia tanpa melihat batas negara, kelompok, ras, etnik, atau agama. Setiap rumpun budaya di dunia memiliki keunikan tersendiri, apalagi budaya tradisional Indonesia yang sangat berwarna dan sarat makna.
Shaolin Indonesia senantiasa membina kolaborasi dengan budaya tradisi lokal. Salah satunya dengan budaya tradisional Jawa, khususnya seni tari.
Kelas tari ini mempelajari tehnik tari klasik gaya Surakarta, yang dipercaya merupakan yasan dalem, atau ‘diciptakan oleh raja’. Tari klasik Surakarta memang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan keluarga keraton dan seluruh penghuninya. Contohnya tari Srimpi dan Bedhaya, yang menjadi medium untuk menyampaikan berbagai pesan, salah satunya sebagai pendidikan tatakrama bagi putra putri raja. Melalui gerak tari, putra putri dan abdi dalem keraton diajarkan tata krama dan sikap hormat pada orangtua (raja).
Tari klasik Surakarta juga sarat dengan makna spiritual, yang erat kaitannya dengan pandangan filosofi tentang kesempurnaan hidup. Ungkapan gerak tari menjadi cerminan perjalanan batin sang empu tari, sehingga sebuah komposisi bukan hanya rangkaian gerak yang indah, tapi juga merupakan refleksi rasa batin, pikiran dan jiwa penciptanya. Dalam konsep tari tradisional Jawa, menari adalah olah rasa, olah jiwa dan olah pikiran yang diekspresikan melalui olah tubuh. Untuk dapat menarikan repertoire tari Jawa klasik dengan baik pada tingkat lanjut, diperlukan hati yang tenang, pikiran yang jernih dan konsentrasi tinggi seperti layaknya seseorang yang tengah bermeditasi.
Materi di kelas ini di mulai dari tingkat pemula, kemudian secara bertahap meningkat ke level yang lebih sulit hingga mencapai Srimpi dan Bedhaya.