Arini Soraya, sejak kecil sudah menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap dunia seni dan bela diri. Ketertarikan ini tumbuh seiring dengan perjalanan hidupnya yang berpindah-pindah mengikuti tugas orang tuanya ke berbagai daerah di Indonesia.

Pada umur 12 tahun mendalami kungfu tradisional dari berbagai aliran seperti kungfu Shaolin dan Wudang di Indonesia.

Saat beranjak dewasa dan melanjutkan pendidikan di luar negeri, aktif mempelajari berbagai jenis bela diri, seperti Silat Pancabela, Perisai Diri, dan Wingchun di Bary Pang Kungfu School serta aliran Choi Lai Fut, prestasi puncak mewakili Indonesia dalam acara International Students Performance Silat Panca Bela di Merlbourne.
Selain mempelajari seni beladiri, juga terampil dalam menari Bali untuk acara-acara yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Indonesia.

Setelah menikah, mempelajari Jeet Kune Do, yongchun dan bergabung dengan Shaolin Indonesia sejak 2023 mempelajari Qiqong dan Taichi. Sejak bergabung di Shaolin, Ibu Arini mendapatkan pelatihan dan bimbingan langsung dari Shifu Yanhao dan diangkat menjadi guru Qiqong untuk tingkat pemula dan merupakan generasi ke 35 serta diberi nama Shi Heng Lin.